Kalimah doa Nabi Muhammad saw seringkali tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an. Doa yang dinyatakan oleh Rasulullah memuat makna “jawami’ al-kalim” (komprehensif, singkat, dan sarat makna). Oleh karena itu, umat Islam seringkali mengadopsi doa-doa tersebut dengan menggunakan kata-kata yang serupa, sejalan dengan doa Rasulullah saw pada masa hidupnya. Ini merupakan bentuk pengikutan sunnah dan petunjuk Rasulullah.
Berdoa adalah cara untuk mendekatkan diri kepada Allah swt, sekaligus menegaskan bahwa manusia adalah makhluk yang lemah. Manusia tidak dapat menjamin bahwa harapannya akan terwujud tanpa campur tangan atau kehendak Allah swt. Doa yang paling optimal adalah doa sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad saw.
Doa-doa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad saw dan yang terdapat dalam Al-Qur’an berasal dari perintah Tuhan. Redaksi doa ini disampaikan dalam bentuk perintah (قل) “bacalah,” menunjukkan bahwa redaksi doa tersebut adalah wahyu dari Allah swt.
Berikut adalah munajat-munajat Rasulullah saw yang terambil dari kitab suci Al-Qur’an:
1. Doa Berlindung dari bisikan Syetan
Doa Nabi Muhammad terdapat dalam surat surat al-Mu’minun ayat 97-98:
رَّبِّ اَعُوْذُ بِكَ مِنْ هَمَزٰتِ الشَّيٰطِيْنِۙ، وَاَعُوْذُ بِكَ رَبِّ اَنْ يَّحْضُرُوْنِ
Artinya, “Ya Tuhanku, aku berlindung kepada Engkau dari bisikan-bisikan setan” (QS al-Mu’minun: 97-98).
ربَّنا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وقنا عذاب النار
Maka laki-laki tersebut mengamalkan doa ini, dan dengan izin Allah penyakitnya dapat sembuh. (Tafsir Ibnu Katsir/1/ 559).
5. Doa Berlindung dari tipu daya orang kafir
Doa Nabi ini tercantum dalam surat Az-Zumar ayat 46:
اللّٰهُمَّ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ عٰلِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ اَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيْ مَا كَانُوْا فِيْهِ يَخْتَلِفُوْنَ
Artinya, “Ya Allah, Pencipta langit dan bumi, yang mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, Engkaulah yang memutuskan di antara hamba-hamba-Mu tentang apa yang selalu mereka perselisihkan” (QS Az-Zumar: 46).
Syekh Sayyid al-Thanthawi, bekas pemimpin tertinggi al-Azhar, menjelaskan dalam tafsirnya bahwa tujuan dari ayat ini adalah untuk menghibur Nabi Muhammad saw dari perlakuan buruk yang diterimanya dari kaum musyrik. Ayat ini bertujuan sebagai perlindungan dari tipu daya musuh, memberikan ajaran kepada para hamba-Nya untuk senantiasa mencari perlindungan kepada Allah Swt agar terhindar dari tipu daya lawan-lawan mereka (al-Thanthawi, Tafsir al-Wasith: 232).
Permohonan yang terkandung dalam ayat ini tidak akan ditolak oleh Allah swt. Sa’ad bin Jubair menyatakan, “Saya yakin bahwa setiap hamba yang membaca ayat ini dan memohon kepada Allah atas keinginannya, pasti Allah akan mengabulkannya.”
Ayat ini juga dapat dibaca ketika mendengar berita pertikaian yang mengakibatkan kematian, seperti peristiwa antara Sayyidina Husain dan Yazid bin Muawiyah. Dikisahkan bahwa ketika al-Rabi’ bin Khaitsam mendengar kabar pembunuhan al-Husain bin Abi Thalib, beliau membaca doa tersebut (Tafsir al-Qurthubi, VX: 265).
6. Doa Asmaul Husna
Kalimah Doa Nabi Muhammad yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 26-27:
اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَاۤءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاۤءُۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاۤءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاۤءُۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ الَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاۤءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya, “Wahai Allah, Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan.” (Ali Imran:27)
Teks doa ini, menurut penjelasan Imam Ath-Thabarani, memanfaatkan asma’ Allah yang mulia. Apabila diaplikasikan dalam doa pribadi, harapan yang diungkapkan oleh individu yang berdoa diyakini akan dikabulkan (Tafsir Ibnu Katsir, II: 30).
Penutup
Dalam rangkuman, dapat diambil kesimpulan bahwa doa-doa yang terkandung dalam Al-Qur’an memiliki kedalaman makna yang mencerahkan dan memberikan pedoman spiritual bagi umat Islam. Setiap ayat doa memancarkan kebijaksanaan dan keagungan asma’ Allah, dan pemahaman terhadapnya dapat menjadi sumber inspirasi dan kekuatan bagi umat yang beriman.
Selanjutnya, penafsiran ulama seperti yang diungkapkan oleh Imam Ath-Thabarani dan Ibnu Katsir memberikan pandangan mendalam tentang doa-doa tersebut. Penggunaan asma’ Allah yang agung dalam redaksi doa menunjukkan keindahan dan kekhususan setiap ungkapan dalam menghadap kepada Sang Pencipta. Tafsiran tersebut juga memberikan keyakinan bahwa doa yang diucapkan dengan tulus dapat menjembatani harapan manusia dengan kabulnya doa oleh Allah.
Terakhir, kesimpulan ini menegaskan bahwa doa tidak hanya sebagai bentuk permohonan, tetapi juga sebagai bentuk pengakuan ketergantungan dan pencarian petunjuk dari Allah. Doa menjadi sarana untuk menjalin hubungan yang erat antara hamba dengan Tuhannya. Dengan mengikuti ajaran Al-Qur’an dan mengambil inspirasi dari doa-doa Rasulullah, umat Islam dapat memperkuat ikatan spiritualnya dan menjalani kehidupan dengan penuh keimanan serta kebijaksanaan.
Profil Penulis
- Hobi menulis dan membuat blog dengan berbagai macam niche, mulai dari tekno sampai tips sehari-hari yang dapat memberikan manfaat untuk pembaca.
Artikel Terbaru
- 28 April 2024Life StyleArti Belimbing Sayur Yang Viral di Media Sosial, Yang Menjadi Julukan Cawapres Gibran Rakabuming
- 28 April 2024Life StyleSyarat dan Cara Mengurus Surat Numpang Nikah di KUA
- 27 April 2024Tips & TrikCara Mengatasi Trauma dan Menyembuhkannya
- 23 March 2024Life StyleLembaga Dan Aplikasi Pelunasan Hutang